Setelah berkeliling menghadirkan sederet eksperimentasi suara sepanjang tahun, Alur Bunyi 2025 akan menutup perjalanannya di Bandung lewat sebuah kolaborasi segar bertajuk “Ten~neT”. Proyek ini mempertemukan dua nama besar dalam dunia musik elektronik dan produksi audiovisual, Indra Perkasa dan Firzi O. Pertunjukan akan digelar di Goethe-Institut Bandung pada Jumat, 14 November 2025 pukul 19.30 WIB, sekaligus menjadi kali pertama Alur Bunyi singgah di kota ini.
Kurator Alur Bunyi sekaligus Koordinator Program Goethe-Institut Indonesien, Elizabeth Soegiharto, menyebut proyek ini sebagai wujud semangat eksplorasi yang menjadi roh utama Alur Bunyi. Menurutnya, kolaborasi Indra dan Firzi menawarkan pendekatan baru terhadap pengalaman audio-visual kontemporer. Indra datang dengan latar belakang musik yang lintas genre dari jazz hingga film scoring, sementara Firzi dikenal lewat eksplorasinya pada dunia sintesis modular dan teknologi analog. Dalam “Ten~neT”, keduanya membangun dialog antara intuisi dan sistem, antara manusia dan mesin.
Judul “Ten~neT” berangkat dari kata yang terbaca sama dari dua arah, mencerminkan gagasan refleksi dan keseimbangan seperti palindrom. Dari ide sederhana ini, lahirlah struktur konseptual yang menjadi fondasi pertunjukan: simetri antara bunyi dan visual, arah dan pantulan, logika dan spontanitas. Konsep ini bukan sekadar permainan kata, tapi juga kerangka berpikir yang menuntun proses kreatif mereka dalam membangun pengalaman audio-visual yang utuh.
Dalam penampilannya, kedua musisi akan menggabungkan sistem generatif dan teknologi pembelajaran mesin untuk menciptakan interaksi dua arah antara performer dan teknologi yang mereka gunakan. Proses ini menghasilkan dinamika yang tidak sepenuhnya bisa ditebak, seolah menghadirkan perbincangan real-time antara manusia dan mesin. Penonton diajak masuk ke ruang imersif di mana suara, cahaya, dan respons manusia saling memantul, membentuk pengalaman multisensorik yang hidup.
“Ten~neT” berdurasi 45 menit, dibangun dari lanskap bunyi yang terus bergerak dari minimal dan glitch hingga jazz kontemporer. Dalam ruang yang disusun menyerupai kubus cahaya dan laser, pertunjukan ini menggunakan sistem suara surround quadraphonic untuk membawa audiens dalam atmosfer yang benar-benar menyelubungi. Indra dan Firzi menyebutnya sebagai “ruang aman” bagi indera, tempat penonton bisa menikmati transformasi bunyi dan visual dalam intensitas yang berubah-ubah.
Sebagai penutup Alur Bunyi 2025, “Ten~neT” bukan hanya perayaan atas eksplorasi musik elektronik, tetapi juga refleksi tentang bagaimana manusia berinteraksi dengan teknologi. Melalui proyek ini, Indra Perkasa dan Firzi O menegaskan bahwa batas antara bunyi dan visual, antara sistem dan emosi, kini semakin kabur dan justru di situlah seni menemukan bentuk barunya.



